Senin, 01 Oktober 2012

Gangguan Integumen


GANGGUAN INTEGUMEN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa  Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”.
Gangguan integumen yang biasanya sering ditemui pada lansia adalah kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastik karena menurunnya cairan dan kehilangan jaringan adiposa, kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki menjadi lebih tebal dan rapuh, pada wanita usia lebih dari 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut menipis atau botak dan warna rambut kelabu.

Penyakit Integumen pada Lansia

Kandidiasis
Di Amerika Serikat, infeksi kandida dewasa ini merupakan penyebab infeksi pada darah nomor empat paling banyak, dan tampaknya meningkatnya infeksi ini terutama didapati pada lanjut usia (lansia). Infeksi jamur kandida ini lebih sering terjadi pada lansia karena daya tahan tubuh yang menurun, penyakit kencing manis (diabetes melitus/DM), lebih sering menggunakan obat antibiotik, memakai obat kortikosteroid yang dihirup misalnya memakai obat triamcinolone pada penderita penyakit asma, penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) seperti bronkhitis, mulut kering (xerostomia) yang dapat disebabkan penyakit dan obat,  memakai alat-alat untuk membantu pemberian makanan, penggunaan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam tubuh di dalam ruang rawat intensif, kurang gizi, penyinaran dengan sinar rontgen dan lain-lain. Selain daripada itu, pada lansia lebih sering pula mengalami transplantasi atau pencangkokan organ-organ vital tubuh, mendapat pengobatan dengan khemoterapi untuk penyakit kanker secara agresif, serta mengalami penyakit-penyakit kulit dan tulang, yang kesemuanya ini sering menggunakan obat-obat yang dapat menurunkan daya tahan tubuh. Infeksi kandida juga menyebabkan tingginya angka kesakitan bagi lansia. karena  pemakaian obat-obat tertentu, perawatan diri yang kurang baik, dan berkurangnya produksi air ludah, yang kesemuanya hal ini sering terjadi pada lansia. Oleh karena itu, infeksi jamur kandida merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan pada lansia, mengingat seringnya terjadi infeksi ini.
Infeksi jamur kandida pada kulit dan kuku
  • Intertigo : infeksi jamur kandida pada kulit di bawah payudara, daerah antara kemaluan dan lubang dubur
  • Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan bawah kuku, ditandai dengan menebalnya kuku dan bahkan dapat tanggal sendiri
  • Onychomycosis : penderita DM lebih sering mendapat infeksi jamur ini. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya memotong kuku kaki, yang memudahkan penderita cenderung mengalami kukunya terbentur dan infeksi pada kuku.
  • Vulvovaginitis : infeksi pada daerah kemaluan dan liang senggama wanita. Gejala yang palin sering adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari, dan keluarnya secret atau cairan dari liang  senggama berwarna keju sampai dengan keruh encer.
Gejala
  • Infeksi pada lipatan kulit atau infeksi intertriginosa
  • Infeksi penis
  • Thrush
  • Perleche
  • Paronikia
  1. Herpes Zoster
Herpes, demikianlah para medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar perdangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkab oleh virus herpes simplek dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster disebabkan oleh virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum. Herpes zoster intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. Terjadinya nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat seseorang terserang virus varisela zoster. Akibatnya, virus sempat merusak jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini telanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti terbakar.Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri. Semakin tua seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan penderita yang berlanjut ke nyeri kira-kira 10% – 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi. Kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes lebih mudah terkena nyeri pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia muda tak mungin terkena nyeri. Jika serangannya parah, misalnya sampai ke mata, si penderita muda juga mungkin terkena nyeri pascaherpes. Jika terkena penyakit ini, penderita akan mengalami nyeri pada saat kondisi ketahanan tubuhnya menurun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster akibat daya tahan tubuhnya lemah.
Gejala
  • Demam
  • Malaise
  • Nyeri yang menyerupai appendisistis
  • Pleuritis
  • Nyeri musculoskeletal
Penatalaksanaan
  • Memberikan vaksin pada lansia
  • Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri
  • Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke otak, seperti amitriplitin
  1. Psoriasis
Psoriasis merupakan kelainan pada kulit berupa bercak-bercak merah, berbatas tegas, dan di atasnya terdapat sisik yang tebal. Psoriasis juga merupakan penyakit menahun dan bersifat kambuahan. Paling sering ditemukan pada usia 15-35 tahun.
Penyebab
  • Sengatan matahari hebat
  • Iritasi kulit atau cedera (luka bakar, gigitan serangga, luka sayat, ruam)
  • Pemakaian obat anti malaria
  • Pemakaian litinium
  • Infeksi virus dan atau bakteri
  • Pemakaian alcohol yang berlebihan
  • Obesitas
  • Cuaca dingin
Gejala
  • Kering atau merah
  • Tertutup oleh sisik berwarna keperakan
  • Bercak menonjol
  • Pinggiran merah
  • Bisa pecah dan menimbulkan nyeri
  • Biasanya terpisah satu sama lain
  • Ditemukan di siku, lutut, batang tubuh, kulit kepala
4.Pruritus
Pruritus adalah suatu perasaan yang secara otomatis menuntut penggarukan. Hal itu bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Penggarukan bisa juga mengiritasi kulit dan menyebabkan bertambahnya rasa gatal sehingga terjadi suatu lingkaran setan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut dan penebalan kulit. Penyebab yang paling sering dari rasa gatal adalah kulit kering yang umumnya pada lansia, atau xerosis. Mekanisme rasa gatal itu sendiri belum diketahui dengan pasti, tetapi histamine adalah suatu mediator yang mengetahui pruritus. Rasa gatal bisa juga disebabkan oleh panas, perubahan suhu yang tiba-tiba, berkeringat, pakaian, produk pembersih seperti sabun, kelelahan, dan stress emosional; hal ini biasanya lebih terasa hebat saat musim dingin. Pruritus bisa juga dihubungkan dengan gangguan kulit atau penyakit sistemik. Sering juga pruritus diasosiasikan dengan kulit kering, tapi bisa diasosiasikan dengan kudis, ekzema, reaksi obat, penyakit hati atau ginjal, hiperglikemia, penyakit tiroid, gejala prodormal dari herpes zozter, stasis pada vena, dan anemia.
5.Melanoma Ganas
Melanoma merupakan neoplasma yang berasal dari melanosit yang kemungkinan besar adalah kanker kulit yang menyebabkan kematian. Kanker ini paling banyak dari insiden kanker yang ada. Insidennya meningkat sangat cepat dan lebih banyak terjadi pada wanita. Puncaknya pada usia 50 dan 70. melanoma menyebar melalui system vascular dan limfatik serta bermetastasis ke kelenjar getah bening regional, kulit, paru, dan system saraf. Prognosisnya bervariasi berdasarkan ketebalan tumor. Melanoma biasanya terjadi di kepala dan leher pada pria, tungkai pada wanita, serta punggung pada individu yang terpajan sinar matahari secara berlebih.
Terdapat empat tipe melanoma :
·         Melanoma yang menyebar ke superficial
Biasa terjadi diantara usia 40 dan 50 tahun. Tumor ini tumbuh secara horizontal selama bertahun-tahun tpi prognosis semakin memburuk ketika pertmbuhan ventrikel terjadi.
·         Melanoma nodular
Terjadi diantara usia 40 dan 50 tahun. Tumor ini tumbuh secara vertical, menginvasi dermis, dan bermanifestasis lebih awal.
·         Melanoma lentigionosa-akral
Melanoma ini terjadi di telapak tangan  dan telapak kaki serta di sublingual.
·         Melanoma lentigo ganas
Melanoma ini jarang terjadi. Ini merupakan kanker kulit yang paling jinak, pertumbuhannya paling lambat dan yang paling tidak agresif dari keempat jenis melanoma. Melanoma biasanya terjadi di area yang sering terpajan sinar matahari dan terjadi pada lansia diantara usia 60 dan 70 ahun. Melanoma ini berasal dari lentigo ganas pada permukaan kulit yang terpajan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya melanoma:
Ø  Terpajan sinar matahari yang berlebihan
Ø  Tipe kulit
Ø  Faktor-faktor genetik
Ø  Riwayat keluarga
Ø  Riwayat masa lalu
Tanda dan gejala pada melanoma :
  • Luka yang tidak kunjung sembuh
  • Benjolan atau pembengkakan yang menetap
  • Perubahan tanda kulit yang telah ada, seperti tah lalat, tanda lahir, jaringan parut, bintik-bintik atau kutil.
  • Lesi pada pergelangan kaki atau permukaan lutut yang tampak merah, putih atau biru diatas dasar coklat atau hitam. Mungkin mempunyai migraine yang tidak teratur dan menonjol. Dan dapat mengalami ulserasi dan perdarahan pada penderita melanoma yang menyebar secara superfisial
  • Pada melanoma nodular, nodul tampak pucat dan tidak seragam bentuknya yang menyerupai blackberry keunguan
  • Pada lentiginosa-akral, lesi berwarna kecoklat-coklatan dan hitam pada telapak tangan dan telapak kaki serta kemungkinan terdapat warna kecoklatan atau noda coklat pada kuku yang berdifusi dari dasar.
  • Pada melanoma lentigio ganas, lesi tahan lama dan luas diwajah, dipunggung tangan, atau dibawah kuku jari yang mengalami ulserasi dapat terlihat seperti bintik-bintik berwarna kecoklatan, coklat tua, hitam, keputihan atau warna seperti batu dengan kemungkinan terdapat nodul hitam yang menyebar dan tidak beraturan pada permukaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Jaime L. Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto
Meiner, Sue.E. 2006. Gerontologic Nursing. St. Louis, Missouri : Mosby

Tidak ada komentar:

Posting Komentar