GANGGUAN
INTEGUMEN
Sistem
integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut,, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini
berasal dari bahasa Latin “integumentum“, yang berarti “penutup”.
Gangguan
integumen yang biasanya sering ditemui pada lansia adalah kulit keriput akibat
kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang elastik karena menurunnya
cairan dan kehilangan jaringan adiposa, kulit pucat dan terdapat bintik-bintik
hitam akibat menurunnya aliran darah ke kulit dan menurunnya sel-sel yang
memproduksi pigmen, kuku pada jari tangan dan kaki menjadi lebih tebal dan
rapuh, pada wanita usia lebih dari 60 tahun rambut wajah meningkat, rambut
menipis atau botak dan warna rambut kelabu.
Penyakit
Integumen pada Lansia
Kandidiasis
Di Amerika
Serikat, infeksi kandida dewasa ini merupakan penyebab infeksi pada darah nomor
empat paling banyak, dan tampaknya meningkatnya infeksi ini terutama didapati
pada lanjut usia (lansia). Infeksi jamur kandida ini lebih sering terjadi pada
lansia karena daya tahan tubuh yang menurun, penyakit kencing manis (diabetes
melitus/DM), lebih sering menggunakan obat antibiotik, memakai obat
kortikosteroid yang dihirup misalnya memakai obat triamcinolone pada penderita
penyakit asma, penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) seperti bronkhitis,
mulut kering (xerostomia) yang dapat disebabkan penyakit dan obat,
memakai alat-alat untuk membantu pemberian makanan, penggunaan alat-alat yang
harus dimasukkan ke dalam tubuh di dalam ruang rawat intensif, kurang gizi,
penyinaran dengan sinar rontgen dan lain-lain. Selain daripada itu, pada lansia
lebih sering pula mengalami transplantasi atau pencangkokan organ-organ vital
tubuh, mendapat pengobatan dengan khemoterapi untuk penyakit kanker secara
agresif, serta mengalami penyakit-penyakit kulit dan tulang, yang kesemuanya
ini sering menggunakan obat-obat yang dapat menurunkan daya tahan
tubuh. Infeksi kandida juga menyebabkan tingginya angka kesakitan bagi
lansia. karena pemakaian obat-obat tertentu, perawatan diri yang kurang
baik, dan berkurangnya produksi air ludah, yang kesemuanya hal ini sering
terjadi pada lansia. Oleh karena itu, infeksi jamur kandida merupakan suatu
masalah yang perlu dipertimbangkan pada lansia, mengingat seringnya terjadi
infeksi ini.
Infeksi
jamur kandida pada kulit dan kuku
- Intertigo : infeksi jamur
kandida pada kulit di bawah payudara, daerah antara kemaluan dan lubang
dubur
- Paronychia : infeksi jamur
kandida pada bagian samping dan bawah kuku, ditandai dengan menebalnya
kuku dan bahkan dapat tanggal sendiri
- Onychomycosis : penderita DM
lebih sering mendapat infeksi jamur ini. Penyakit ini ditandai dengan
sulitnya memotong kuku kaki, yang memudahkan penderita cenderung mengalami
kukunya terbentur dan infeksi pada kuku.
- Vulvovaginitis : infeksi pada
daerah kemaluan dan liang senggama wanita. Gejala yang palin sering adalah
gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari, dan keluarnya secret
atau cairan dari liang senggama berwarna keju sampai dengan keruh
encer.
Gejala
- Infeksi pada lipatan kulit atau
infeksi intertriginosa
- Infeksi penis
- Thrush
- Perleche
- Paronikia
- Herpes Zoster
Herpes,
demikianlah para medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut
berisi air pada dasar perdangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes
genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkab oleh virus herpes
simplek dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster disebabkan oleh
virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum. Herpes zoster intinya
memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak
menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50
tahun, banyak orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. Terjadinya
nyeri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat seseorang terserang
virus varisela zoster. Akibatnya, virus sempat merusak jaringan saraf di
sekitarnya. Jika gejala ini telanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan
sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan sinyal
nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti
terbakar.Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri. Semakin tua
seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita
nyeri. Jumlah mantan penderita yang berlanjut ke nyeri kira-kira 10% – 15%
populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi
50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi. Kaum lanjut usia dengan
gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes lebih mudah terkena nyeri
pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia muda
tak mungin terkena nyeri. Jika serangannya parah, misalnya sampai ke mata, si
penderita muda juga mungkin terkena nyeri pascaherpes. Jika terkena penyakit
ini, penderita akan mengalami nyeri pada saat kondisi ketahanan tubuhnya
menurun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster
akibat daya tahan tubuhnya lemah.
Gejala
- Demam
- Malaise
- Nyeri yang menyerupai appendisistis
- Pleuritis
- Nyeri musculoskeletal
Penatalaksanaan
- Memberikan vaksin pada lansia
- Mengalihkan perhatian untuk
manajemen nyeri
- Memberikan obat-obatan untuk
memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke otak, seperti
amitriplitin
- Psoriasis
Psoriasis
merupakan kelainan pada kulit berupa bercak-bercak merah, berbatas tegas, dan
di atasnya terdapat sisik yang tebal. Psoriasis juga merupakan penyakit menahun
dan bersifat kambuahan. Paling sering ditemukan pada usia 15-35 tahun.
Penyebab
- Sengatan matahari hebat
- Iritasi kulit atau cedera (luka
bakar, gigitan serangga, luka sayat, ruam)
- Pemakaian obat anti malaria
- Pemakaian litinium
- Infeksi virus dan atau bakteri
- Pemakaian alcohol yang
berlebihan
- Obesitas
- Cuaca dingin
Gejala
- Kering atau merah
- Tertutup oleh sisik berwarna
keperakan
- Bercak menonjol
- Pinggiran merah
- Bisa pecah dan menimbulkan
nyeri
- Biasanya terpisah satu sama
lain
- Ditemukan di siku, lutut,
batang tubuh, kulit kepala
4.Pruritus
Pruritus
adalah suatu perasaan yang secara otomatis menuntut penggarukan. Hal itu bisa
menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Penggarukan bisa juga
mengiritasi kulit dan menyebabkan bertambahnya rasa gatal sehingga terjadi
suatu lingkaran setan. Dalam jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan penebalan kulit. Penyebab yang paling sering dari rasa gatal
adalah kulit kering yang umumnya pada lansia, atau xerosis. Mekanisme rasa
gatal itu sendiri belum diketahui dengan pasti, tetapi histamine adalah suatu
mediator yang mengetahui pruritus. Rasa gatal bisa juga disebabkan oleh panas,
perubahan suhu yang tiba-tiba, berkeringat, pakaian, produk pembersih seperti
sabun, kelelahan, dan stress emosional; hal ini biasanya lebih terasa hebat
saat musim dingin. Pruritus bisa juga dihubungkan dengan gangguan kulit atau
penyakit sistemik. Sering juga pruritus diasosiasikan dengan kulit kering, tapi
bisa diasosiasikan dengan kudis, ekzema, reaksi obat, penyakit hati atau
ginjal, hiperglikemia, penyakit tiroid, gejala prodormal dari herpes zozter,
stasis pada vena, dan anemia.
5.Melanoma
Ganas
Melanoma
merupakan neoplasma yang berasal dari melanosit yang kemungkinan besar adalah
kanker kulit yang menyebabkan kematian. Kanker ini paling banyak dari insiden
kanker yang ada. Insidennya meningkat sangat cepat dan lebih banyak terjadi
pada wanita. Puncaknya pada usia 50 dan 70. melanoma menyebar melalui system
vascular dan limfatik serta bermetastasis ke kelenjar getah bening regional,
kulit, paru, dan system saraf. Prognosisnya bervariasi berdasarkan ketebalan tumor.
Melanoma biasanya terjadi di kepala dan leher pada pria, tungkai pada wanita,
serta punggung pada individu yang terpajan sinar matahari secara berlebih.
Terdapat
empat tipe melanoma :
·
Melanoma
yang menyebar ke superficial
Biasa terjadi diantara usia 40 dan
50 tahun. Tumor ini tumbuh secara horizontal selama bertahun-tahun tpi
prognosis semakin memburuk ketika pertmbuhan ventrikel terjadi.
·
Melanoma
nodular
Terjadi diantara usia 40 dan 50
tahun. Tumor ini tumbuh secara vertical, menginvasi dermis, dan bermanifestasis
lebih awal.
·
Melanoma
lentigionosa-akral
Melanoma ini terjadi di telapak
tangan dan telapak kaki serta di sublingual.
·
Melanoma
lentigo ganas
Melanoma ini jarang terjadi. Ini
merupakan kanker kulit yang paling jinak, pertumbuhannya paling lambat dan yang
paling tidak agresif dari keempat jenis melanoma. Melanoma biasanya terjadi di
area yang sering terpajan sinar matahari dan terjadi pada lansia diantara usia
60 dan 70 ahun. Melanoma ini berasal dari lentigo ganas pada permukaan kulit
yang terpajan.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya melanoma:
Ø Terpajan sinar matahari yang
berlebihan
Ø Tipe kulit
Ø Faktor-faktor genetik
Ø Riwayat keluarga
Ø Riwayat masa lalu
Tanda dan
gejala pada melanoma :
- Luka yang tidak kunjung sembuh
- Benjolan atau pembengkakan yang
menetap
- Perubahan tanda kulit yang
telah ada, seperti tah lalat, tanda lahir, jaringan parut, bintik-bintik
atau kutil.
- Lesi pada pergelangan kaki atau
permukaan lutut yang tampak merah, putih atau biru diatas dasar coklat
atau hitam. Mungkin mempunyai migraine yang tidak teratur dan menonjol.
Dan dapat mengalami ulserasi dan perdarahan pada penderita melanoma yang
menyebar secara superfisial
- Pada melanoma nodular, nodul
tampak pucat dan tidak seragam bentuknya yang menyerupai blackberry
keunguan
- Pada lentiginosa-akral, lesi
berwarna kecoklat-coklatan dan hitam pada telapak tangan dan telapak kaki
serta kemungkinan terdapat warna kecoklatan atau noda coklat pada kuku
yang berdifusi dari dasar.
- Pada melanoma lentigio ganas,
lesi tahan lama dan luas diwajah, dipunggung tangan, atau dibawah kuku
jari yang mengalami ulserasi dapat terlihat seperti bintik-bintik berwarna
kecoklatan, coklat tua, hitam, keputihan atau warna seperti batu dengan
kemungkinan terdapat nodul hitam yang menyebar dan tidak beraturan pada
permukaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,
Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC
Jaime L.
Stockslager. 2007. Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta : EGC
Mubarak,
Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto
Meiner,
Sue.E. 2006. Gerontologic Nursing. St. Louis, Missouri : Mosby
Tidak ada komentar:
Posting Komentar