Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional yang mempunyai suatu paradigma atau model keperawatan yang meliputi
empat komponen yaitu : manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu
sendiri. Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan
kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit.
Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai
seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain
itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau
kasih sayang.
Caring sangatlah penting untuk keperawatan.
Caring adalah fokus pemersatu untuk praktek keperawatan. Perilaku caring
juga sangat penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan
kondisi atau cara hidup manusia. Caring mengandung 3 hal yang tidak
dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas. Caring
juga merupakan sikap peduli, menghormati dan menghargai orang lain, artinya
memberi perhatian dan mempelajari kesukaan – kesukaan seseorang dan bagaimana
seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan asuhan (Caring) secara
sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku sederhana,
karena caring merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan yang lebih baik,
perilaku caring bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial, pandangan
hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu tempat, maka kinerja
perawat khususnya pada perilaku caring menjadi sangat penting dalam
mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terutama di rumah sakit,
dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi pelayanan yang
nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu pelayanan.
Dewasa ini perhatian perawat sudah beralih dari
pendekatan yang berorientasi medis kepada pendekatan yang memusatkan perhatian
pada pasien. Peran perawat tidak hanya berpusat pada fungsi fisik namun meluas
pada aspek psikis pasien. Perawatan yang efektif dapat dicapai bila perawat
menaruh minat terhadap pasien tanpa membedakan status sosial ekonominya.
Keperawatan Terhadap Orang Sakit
Perawatan Secara Psikologis
Sikap Peduli (Caring)
Dalam merawat orang sakit tidak
hanya obat-obatan yang perlu diperhatikan melainkan juga emosional dan fisik. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang menunjukan
sikap peduli dan membantu agar si sakit merasa aman dan nyaman antara lain :
1.Mempersiapkan dan memberikan (makanan, minuman)
2.Menjaga kesehatan; membantu menjaga kebersihan si sakit (mengantikan
baju, merapikan rambut, mengantar ke kamar mandi)
3.Memberi pertolongan pertama sesuai keluhan si sakit
4.Mencegah luka; menganti posisi tidur tiap beberapa jam agar si sakit
tidak menimbukan lecet (bila si sakit sulit bergerak)
5.Membuat catatan harian
6.Menghubungi petugas kesehatan
7.Mengenal tanda-tanda bahaya
Selain itu merapikan tempat
tidur; rasa nyaman si sakit terlihat dari tempat tidurnya, jika rapih maka si
sakit akan merasa nyaman, jika berantakan maka dapat menimbulkan penyakit baru,
tumbuh jamur atau tempat tidur jadi bau. Alat-alat dalam
tempat tidur; selimut, seprei, bantal, seprei kecil, perlak, sarung bantal.
Sikap Empati Perawat
Tidak jarang anda mendengar baik
itu dari surat kabar maupun kerabat anda, “Di Rumah Sakit A, perawatnya
ramah-ramah, jadi sewaktu dulu aku sakit, belum minum obat aja rasanya sakitnya
tinggal separuh” atau “Ketika aku dulu dirawat di Rumah Sakit B, perawatnya
galak dan judes, rasanya penyakitku justru tambah parah saja” atau juga “Lebih
baik aku berobat ke Rumah Sakit X yang sedikit lebih mahal tetapi perawatnya
murah senyum daripada ke Rumah Sakit Y yang lebih murah tetapi perawatnya
menderita ‘sakit gigi’ (sulit untuk senyum)”. Tidak dipungkiri fenomena
tersebut tentunya akan sangat berpengaruh terhadap citra rumah sakit itu
sendiri di mata masyarakat.
Frekuensi interaksi perawat
dengan pasien tergolong paling sering dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang
lainnya, maka keberadaan perawat di rumah sakit sangat penting pula dalam
memegang peranan atas kelangsungan kondisi pasien. Seorang perawat dengan empatinya akan membantu pasien. Perawat berkeharusan bersikap baik dan santun kepada seluruh pasien, baik
itu bayi yang baru lahir sampai orang lanjut usia sekalipun. Sikap ini
didasarkan pada pemikiran, pilihan sikap yang benar dan tepat dalam segala
situasi, yaitu tempat dan waktu. Perawatan yang efektif mencakup pemberian
perhatian kepada kebutuhan emosi sang pasien. Sikap perawat kepada pasien
disesuaikan dengan usia pasien. Hal ini menguatkan bahwa kemampuan untuk dapat
berempati sangat diperlukan sekali oleh perawat agar perawatan lebih efektif.
Empati adalah suatu perasaan
dalam diri seseorang yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh orang lain
secara psikologis. Empati memiliki beberapa fungsi yang dapat membantu
seseorang dalam bersosial, berinteraksi, berkomunikasi, dan bersikap di
lingkungan masyarakat.
Florence Nightiangel, tokoh dunia
yang mengubah persepsi dunia bahwa perawat itu merupakan pekerjaan yang sangat
mulia dan terhormat. Sebagai perawat dibutuhkan kemampuan khusus yang tidak
semua orang memilikinya, yaitu kemampuan empati. Perawat yang memiliki empati
diharapkan memiliki kemampuan empati, yaitu kemampuan untuk melakukan aksi
komunikasi secara sadar kepada pasien sehingga dapat memahami dan merasakan
suasana hati pasien tersebut. Perilaku yang muncul dari tiap perawat terhadap
pasien berbeda-beda, hal ini terkait dengan kemampuan empati perawat itu
sendiri, adapun yang mempengaruhi kemampuan empati, yaitu: pikiran yang
optimis, tingkat pendidikan, keadaan psikis, pengalaman, usia, jenis kelamin,
latar belakang sosial budaya, status sosial, dan beban hidup. Faktor-faktor tersebut diperlukan untuk menunjang perawat dalam
meningkatkan kemampuan empati.
Kemampuan empati terkadang memang
tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu saja, ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan empati, yaitu:
1. Peduli, perhatian dari perawat kepada pasiennya, sejauh mana komunikasi
dapat terbentuk sehingga pasien dapat merasa nyaman karena diperhatikan.
2. Berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki
kemampuan empati yang tinggi, misalnya seorang rohaniawan, psikolog, maupun
dokter di rumah sakit perawat tersebut mengabdi.
3. Berlatih, sepandai dan sepintar apapun kalau tidak pernah berlatih maka
akan kalah dengan mereka yang masih pemula tetapi rutin untuk rajin berlatih
mengasah kemampuan empatinya.
4. Berbagi pengalaman, ingatlah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik dan
melalui pengalaman kita dapat menjadi bijaksana, dengan berbagi pengalaman
dengan sesama rekan sekerja maka diharapkan perawat akan lebih tangguh dan
hebat.
Dengan begitu maka perawat dapat
meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih mengerti, memahami, dan
menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga kondisi psikis pasien karena
pada dasarnya pasien yang datang untuk berobat ke rumah sakit tentunya dengan
tujuan memulihkan kondisi fisiknya yang sakit, padahal apabila kondisi fisik
seseorang mengalami suatu keadaan sakit, maka akan mempengaruhi kondisi
psikisnya, biasanya pasien akan lebih labil emosinya. Tenaga kesehatan
khususnya perawat harus peka dengan keadaan seperti ini, perawat tidak hanya
menangani kondisi fisik dari pasien tetapi kondisi psikisnya juga, dengan
berempati kepada pasien maka diharapkan pasien dapat sembuh lebih cepat.
Dengan kemampuan empati maka
perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan pasien. Kemampuan empati
seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu sendiri. Perawat perlu
menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis, karena keduanya saling mempengaruhi
satu sama lain
Untuk dapat memiliki kemampuan
empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki
sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena
pasien merasa nyaman dengan keberadaannya.
Kemampuan empati perawat
hendaknya disertai juga keramahan kepada keluarga atau kerabat pengantar atau
penunggu dari pasien lebih lagi kepada setiap pengunjung rumah sakit, karena
sesungguhnya citra rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber
daya tenaga kesehatan terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit. Semoga
dengan meningkatnya kualitas tenaga kesehatan terutama perawat di Indonesia ini
maka diharapkan akan meningkatkan pula kesehatan dan kesejahteraan seluruh
warga. Ingat bahwa obat yang paling manjur dalam menangani orang sakit adalah
perhatian kepada orang sakit.
Perawatan Secara Fisik
Membuat catatan riwayat penderita, catatan ini diupayakan dapat mengetahui
perkembangan penderita berdasarkan perawatan yang telah dilakukan, dalam
catatan ini harus singkat dan jelas, sedangkan isi dari catatannya adalah
sebagai berikut :
a)
Nama, umur,
berat badan
b)
Tanggal, jam,
suhu, nadi
c)
Makanan,
minuman
d)
Obat yang
diberikan dan perawatan
e)
Bab dan bak
f)
Kondisi dan
gejala yang mungkin terjadi
Mencatat gejala dan tanda yang timbul pada si sakit
Gejala:
a)
Demam
b)
Nyeri
c)
Mual, muntah
d)
Buang air kecil
berlebihan atau tidak sama sekali, warna dan bau tidak seperti biasa
e)
Pusing perasaan
mau pingsan
f)
Sesak nafas
g)
Rasa haus dan
lapar berlebihan
h)
Rasa aneh pada
mulut
Tanda:
a)
Perubahan
status mental (tidak sadar dan bingung)
b)
Nadi
cepat/lambat/tidak teratur/lemah/sangat kuat
c)
Pernapasan
tidak teratur
d)
Perubahan
terhadap kulit seperti; suhu, kelembaban, keringat berlebihan, kulit kering,
kulit pucat, kulit merah atau kebiruan
e)
Perubahan
tekanan darah
f)
Pupil mata
sangat lebar atau sangat kecil
g)
Bau khas dari
mulut atau hidung
h)
Terjadingan
kejang atau kelumpuhan
i)
Mual, muntah,
diare
Seseorang yang mengalami kasus
medis dikenal juga dengan kedaruratan medis dapat mengalami cedera sebagai
gangguan fungsi tubuh, misalnya hilangnya kesadaran lalu terjatuh dan mengalami
luka. Penyebabnya antara lain infeksi, racun, kegagalan satu atau lebih sistem
tubuh. Penanganan penderita yang paling
penting adalah menjaga jalan nafas dan menjaga tanda vital penderita saat
teratur lalu segera merujuk penderita.
Sebelum merawat orang sakit kita
harus memastikan kebersihan dan keamanan diri sendiri yakni mencuci tangan,
lepaskan perhiasan, basahi tangan sampai siku serta di sela-sela jari, gunakan
air dari kran atau bisa menggunakan gayung, gunakan sabun, bilas sampai bersih,
keringkan dengan handuk sampai kering. Memakai celemek; bertujuan untuk
melindungi PK (Perawatan Keluarga) dari kotoran dan penularan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar